Monday, October 17, 2011

Contoh Laporan Praktik Lapangan Zoologi Vertebrata (Bag 1)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Zoologi Vertebrata. Laporan ini sebagai hasil penelitian di Desa CitapenCiniru pada tanggal 24 – 26 Desember 2010, yang dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Biologi Semester 5 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan.
Laporan praktikum lapangan yang kami buat ini berjudul “LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN ZOOLOGI VERTEBRATA DI DESA CITAPEN - CINIRU”.
Laporan ini dapat diselesaikan dengan adanya kerjasama dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Dalam laporan ini dirasakan masih banyak kekurangan, baik dalam sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai cerminan kami dalam penyusunan laporan berikutnya.
Akhirnya kepada Allah jualah kami serahkan semuanya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi kelompok kami, umumnya bagi para pembaca. Amin . .
.
Kuningan,   Juni 2010

                                                              KELOMPOK


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................  i
DAFTAR ISI ...................................................................................................  ii
BAB I    PENDAHULUAN ...........................................................................  1
1.1    Latar Belakang Masalah ..........................................................  1
1.2    Tujuan Penelitian .....................................................................  2

BAB II   TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................  3
2.1    Vertebrata ................................................................................  3
2.2    Amphibia .................................................................................  4
2.2    Reptilia .....................................................................................  5
2.3    Aves .........................................................................................  6
2.4    Mamalia ...................................................................................  7

BAB III  METODE PENELITIAN / PRAKTIKUM .......................................  8
3.1    Jadwal Kegiatan ......................................................................  8
3.2    Tabel Pengamatan ....................................................................  9
3.3    Alat dan Bahan Praktikum ......................................................  10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................  13
4.1 Hasil ............................................................................................  13
4.2 Pembahasan ................................................................................  22

BAB V   KESIMPULAN DAN LAMPIRAN ...............................................  30
5.1    Kesimpulan ..............................................................................  30

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  31


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar belakang
Praktikum lapangan sesunguhnya merupakan bentuk penelitian di lapangan, bedanya dengan penelitian umumnya hanya pada permasalahan yang diangkatnya. Pada penelitian permasalahan yang diangkat memang permasalahan yang belum ditemukan jawabannya, sedangkan pada praktikum lapangan mungkin permasalahan yang diangkat hanya untuk menunjukkan teori yang sudah ada agar dapat dipahami betul oleh peserta didik tapi dapat juga permasalahan yang diangkat belum ditemukan jawabannya sehinggapraktikum lapangan yang dilakukan akan menemukan temuan-temuan baru.
Pada praktikum lapangan di Desa Citapen ini permasalan yang diangkat merupakan permasalahan yang sudah ada jawabannya (hanya menunjukkan teori yang sudah dipelajari) maupun permasalahan-permasalahan yang belum ada jawabannya. Permasalahan-permasalahan ini nanti akan disampaikan sebagai tugas-tugas praktikum yang harus dilakukan oleh mahasiswa sehingga mereka dapat menemukan jawabannya. Praktikum lapangan Zoologi Vertebrata di Desa Citapen yang sudah dilakukan terutama dilakukan metode observasi. Untuk dapat mendapatkan hasil observasi yang tepat dan berharga tentunya harus dilakukan dengan cermat, teliti, tercatat, dan terdokumentasikan. Sesuai dengan materi mata kuliah Zoologi Vertebrata maka focus dari praktikum lapangan yang sudah dilakukan adalah pengenalan keragaman Vertebrata, baik dari jenis, habitat, cara hidup, asosiasi atau hubungan spesies tersebut dengan organism lainnya, bentuk tubuhnya dan pemanfaatannya.
Materi tentang Vertebrata ini di anggap penting karena di Indonesia spesies ini beraneka ragam,sehingga kita dapat mengamati kehidupan dari spesies ini secara langsung.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan praktikun lapangan adalah kesiapan peralatan dan komponen-komponen yang dibutuhkan saat praktikum lapangan. Tempat praktikum lapangan biasanya jauh dari tempat tinggal kita dan juga sering tidak menyediakan peralatan yang kita butuhkan. Oleh karena itu semua peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum harus disiapkan sebelum kita berangkat ke lapangan. Agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan.
1.2        Tujuan
                Tujuan dari pelaksanaan praktikum lapangan yang telah dilakukan di Desa Citapen diantaranya yaitu :
1.      Untuk mengetahui spesies-spesies Vertebrata yang terdapat di lokasi praktikum lapangan
2.      Untuk mengetahui sebaran spesies-spesies Vertebrata di Citapen Kab Kuningan
3.      Untuk mengetahui jumlah tiap spesies Vertebrata yang ada di lokasi Praktikum
4.      Untuk mencari informasi mengenai keberadaan spesies-spesies Vertebrata di Citapen, dari masyarakat dan petugas/pemandu
5.      Untuk mendapatkan bukti fisik langsung (fhoto dan koleksi specimen) dan tak langsung berupa (tapak/jejak, kotoran/feces, rambut, sarang, suara dan bekas aktifitas lainnya) yang dapat dijadikan tanda keberadaan spesies Vertebrata
6.      Untuk mendata/mencatat/mendeskripsikan kondisi habitat (vegetasi dan parameter lingkungan) pada lokasi penelitian dan tempat hewan Vertebrata ditemukan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VERTEBRATA
            Merupakan kelompok utama dari Phylum Chordata. Chorda dorsalis pada vertebrata sudah berkembang menjadi ruas-ruas vertebrae. Selain itu pada vertebrae juga sudah ditemukan adanya tulang tengkorak (cranium) sebagai pelindung bagi otaknya yang telah berkembang dengan baik. Ada dua kelompok Vertebrata yaitu Agnatha dan Gnatostomata. Agnatha merupakan Vertebrata  yang tidak mempunyai rahang, sedang Gnastomata merupakan Verttebrata yang mempunyai rahang.
SubPhylum Agnatha
            Agnatha sesuai dengan arti katanya merupakan vertebrata yang tidak mempunyai rahang, dengan demikian juga tidak ada gigi yang sebenarnya yang tumbuh pada rahangnya, serta tidak mempunyai tulang anggota gerak. Merupakan vertebrata pertama yang ada di bumi ini dan dianggap sebagai nenek moyang dari kelompok vertebrata lainnya.
            Agnatha dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1.      Ostracodermi (ikan bercangkang kulit)
2.      Cyclostomata (mempunyai mulut bulat)
Classis Cyclostomata
            Dibagi menjadi dua Ordo :
1.      Ordo Petromyzontidae
2.      Ordo Myxinoidae
SubPhylum Gnatostomata
            Dibedakan menjadi dua kelompok besar:
1.      Pisces
2.      Tetrapoda
Superclassis Pisces
1.      Classis Placodermi
2.      Classis Chondrichthyes
Classis Chindrichthyes dibagi 2 subclassis:
1.      Subclassis Holocephali
2.      Subcalssis Elasmobrancii
AMPHIBIA
            Amphibia berasal dari kata, Amphi artinya rangkap dan bioe yang artinya kehidupan. Hal ini karena sebagian besar anggota classis Amphibia hidup dengan dua bentuk kehidupan yaitu fase larva dalam air, kemudian fase dewasa di darat, tapi tidak semua anggota classis ini demikian. Karena ada beberapa spesies yang hidupnya terus di dalam air atau sama sekali tidak mengalami kehidupan di dalam air. Karena itu ada beberapa ahli yang menggunakan nama Batrachia (Batrachos = katak) untuk menggantikan nama Amphibia, tapi pemakaian nama ini tidak meluas.
            Ciri-ciri Classis Amphibia
-       Kulit licin atau kasar, tidak berambut, tidak bersisik dan tidak berbulu
-       Embrio tidak mempunyai selaput, telur tidak mempunyai kulit yang kedap air. Sehingga fase telur dan embrio pada katak mutlak butuh air
-       Respirasi pada bentuk larva dengan menggunakan insang, pada yang dewasa menggunakan kulit dan paru-paru, ada juga yang menggunakan langit-langit mulutnya untuk respirasi
-        Merupakan hewan berdarah dingin (Poikiloterm)
-       Fertilisasi secara eksternal.
Klasifikasi Amphibia:
Amphibia dibagi menjadi 3 subclassis:
1.      Subclassis Lepospondyli (punah)
2.      Subclassis Labyrinthodontia (punah dan dianggap sebagai nenek moyang reftilia)
3.      Subclassis Lissamphibia (mencakup semua amphibi yang hidup sekarang)
Lissamphibia dibagi menjadi 3 Ordo:
1.      Ordo Caudata / Urodela
2.      Ordo Gymnophiona / Apoda
3.      Ordo Annura (Katak Sejati)
Familia Ranidae (Katak Sejati)
-          Subfamilia Raninae
-          Subfamilia Dicroglossinae
Familia Rhacophoridae (Katak Pohon Asia  Selatan)
FamiliaMicrohylidae (Katak Mulut Sempit)
Familia Bufonidae (Kodok Sejati)
Familia Pelodryadidea (Katak Pohon Austro-Papua)
Familia Pipidae (Bangkong Bercakar Afrika)
REPTILIA
            Ciri-ciri umum dari Reptilia adalah:
-       Badannya tertutup kulit yang mendadak, kadang sebagai sisik dan tidak berlendir.
-       Mempunyai dua pasang kaki dengan 5 jari yang berfalcula (berkuku), tetapi da juga yang kakinya mengalami reduksi
-       Cor terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel, septum venticulorumnya (sekat antar ventrikel) kurang sempurna
-       Erythrocyte bernukleus
-       Respirasi dengan pulmo. Pada yang aquatic misalnya testudo didapati respiration secara cloacal
-        Bersifat Poikilothermal
-       Fertilisasi internal karena mempunyai alat copulatia berupa sepasang hemipenis
-       Tidak mempunyai kelenjar lendir / keringat, tapi mempunyai kelenjar tertentu yang berbau (contoh pada Chelonia dan Crocodila)
-       Sebagian besar mempunyai centra vertebrae type procoela
-       Pada reptilia yang ada sekarang arcus neuralis dengan centra vertebrae dihubungkan oleh tulang keras (type Stereo Spondyli).
Reptilia dibagi menjadi 5 subclassis yaitu:
1.      Subclassis Anapsida
-       Ordo Cotylosauria (sudah punah)
-       Ordo Chelonia
2.      Subclassis Lepidosauria
-       Ordo Rhynchocephalia
-       Ordo Squamata
3.      Subclassis Archosauria
-       Ordo Saurichia (Dinosaurus)
-       Ordo Nithischia (Dinosaurus)
-       Ordo Pterosauria (sayap+kadal)
-       Ordo Crocodila
4.      Subclassis Euryapsida
5.      Subclassis Synapsida (Therapsida)
Reptilia yang masih ada sekarang dibagi menjadi 4 Ordo, yaitu:
1.      Ordo Rhynchocephalia
2.      Ordo Chelonia (Testudines)
3.      Ordo Squamata
4.      Ordo Crocodila
AVES
            Kemampuan terbang mengharukan suatu adaptasi struktur yang sangat banyak. Pada Aves struktur khusus yang penting yang menjadi ciri khasnya adalah bulu. Jika diperhatikan secara seksama burung tidak begitu banyak berbeda dengan reptilia tertentu yang menjadi nenek moyangnya. Archosauria mesozoikum yang kecil yang telah berdaptasi untuk berjalan dengan 2 tungkai yaitu tungkai belakangnya (bipedal) sehingga mempunyai kaki belakang kokoh dengan telapak kakinya yang panjang seperti burung. Burung-burung modern yang ada sekarang juga masih memperlihatkan sifat reptilnya yaitu terlihat pada kakinya yang bersisik seperti kaki reptil. Tapi bagaimana pun burung merupakan vertebrata yang berhasil menggabungkan sifat bipedal dengan kemampuan terbangnya.
            Secara garis besar Aves dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1.      Subclassis Archeornithes
2.      Subclassis Neornithes
Subclassis Neornithes dibagi menjadi 2 Superordo:
1.      Superordo Palaeognathae
2.      Superordo Neognathae
Superordo dibagi menjadi 4 ordo:
1.      Ordo Strutioniformes
2.      Ordo Casuariformes
3.      Ordo Apterygiformes
4.      Ordo Rheiformes
Superordo Neognathae dibagi menjadi beberapa Ordo:
-          Ordo Sphenisciformes
-          Ordo Procellariiformes
-       Familia Diomedeidae
-       Famila Procellaridae
-          Ordo Pelecaniformes
-       Familia Pelicanidae
-       Familia Sulidae
-       Familia Phalacrocoracidae
-       Familia Anhingidae
-       Familia Fregatidae
-          Ordo Ciconiformes
-       Familia Ardeidae
-       Familia Ciconidae (Bangau)
-          Ordo Anseriformes
-       Familia Anatidae
-          Ordo Falconiformes
-       Familia Pandionidae (Elang Tiram)
-       Familia Accipitridae (Elang)
-       Familia Falconidae (Alap-alap)
-          Ordo Coraciiformes
-       Familia Coraciidae
-       Familia Bucerotidae
-       Familia Meropidae
-       Familia Alcedinidae
-          Ordo Galliformes
-       Familia Phasianidae
-       Familia Turnicidae
-          Ordo Gruiformes
-       Familia Rallidae
-          Ordo Columbiformes
-       Familia Columbidae
-          Ordo Psittaciformes
-       Familia Psittacidae
-          Ordo Persiformes
-       Familia Alaudidae
-       Familia Pycnonotidae
-       Familia Oriolidae
-       Familia Dicruridae
-       Familia Timaliidae (Burung Pengoceh)
-       Familia Turdidae
-       Familia Silviidae
-       Familia Muscicapidae
-       Familia Paridae
-       Familia Aegithalidae
-       Familia Dicaeidae (Burung Cabai)
-       Familia Ploceidae
-       Familia Fringiliidae
-       Familia Sturnidae ( Jalak)
-       Familia Nectariniidae (Burung Madu)
-       Familia Chloropseidae
-       Familia Campephagidae
-       Familia Laniidae
-       Familia Paradiseidae (Burung Cendrawasih)
-       Familia Corvidae (Gagak-Gagakan)
-       Familia Hirundinidae
-          Ordo Strigiformes
-       Familia Tytonidae
-       Familia Strigidae
-          Ordo Piciformes
-       Familia Picidae
-       Familia Capitonidae
-       Familia Indicatoridae
-          Ordo Apodiformes
-       Familia Apodidae
-       Familia Trochilidae
MAMMALIA
            Mammalia merupakan hewan yang paling tinggi tingkat evolusinya. Terdapat dua ciri yang membedakan mammalian dengan hewan lain yaitu: tubuhnya ditutupi rambut dan mempunyai glandula mammae pada yang betina.
            Mammalia dibagi menjadi 3 SubClassis yaitu:
1.      Allotheria
2.      Prototheria (Hanya satu Ordo yaitu Monotremata)
3.      Theria
-       Pantotheria (punah)
-       Metatheria (satu ordo yaitu Marsupialia)
-       Eutheria (semua mammalia yang masih hidup selain yang di atas disebutkan)
Infrakelas Eutheria dibagi menjadi beberapa Ordo:
1.      Ordo Insectivora
2.      Ordo Chiroptera
3.      Ordo Primata
4.      Ordo Carnivora
5.      Ordo Cetacea
Ordo Cetacea dibagi menjadi 3 SubOrdo:
1.      Subordo Archaeoceti (Paus Purba)
2.      Subordo Mysticeti (Paus Berkumis)
3.      Subordo Balaenopteridae (Paus Besar dan Sedang)
Ordo Serenia
Ordo Rodentia dibagi 2 Familia:
1.      Familia Sciuridae
-       Subfamilia Sciurinae
-       Subfamilia Petauristinae
2.      Familia Muridae (tikus dan mencit)
Ungulata
            Ungulate adalah mammalia yang mempunyai tracak. Ungulate sebenarnya tidak digunakan untuk penamaan tingkat takson. Ungulate dibagi menjadi 2 Ordo:
1.      Ordo Perissodactyla
-       Subordo Equidae
-       Subordo Rhinocerotidae
-       Subordo Tapioridae
2.      Ordo Artiodactyla
-       Subordo Bunodonta
-       Subordo Pecora
-       Subordo Tylopoda
Ordo Canivora
            Dibagi menjadi 2 Subordo, yaitu:
1.      Subordo Fissipedia
2.      Subordo Pinnipedia
Ordo Primata
            Dibagi menjadi 3 Subordo, yaitu:
1.      Subordo Lemuroidea
2.      Subordo Tarsoidea
3.      Subordo Anthoropoidea







BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Jenis dan Rancangan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran spesies-spesies Vertebrata dilakukan rancangan penelitian observasional ke lapangan langsung.

B.       Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Citapen – Ciniru Kab Kuningan

C.      Waktu Penelitian
Hari          : Sabtu - Minggu
Tanggal    : 25-26 Desember 2010

D.      Alat dan Bahan
1.    Alat
-       Teropong medan
-       Jarring Kelelawar
-       GPS
-       Tabel
-       Miss net
-       Pengamatan Lapangan
-       Buku Panduan Mamalia
-       Buku Panduan Burung
-       Buku Panduan Ikan
-       Buku Panduan Jejak Mamalia

2.    Bahan
-       Plastik dan bollpoin paten, transparasi untuk menjiplak tapak/jejak hewan
-       Alat perekam suara untuk mendapatkan bukti fisik suara burung dan vertebrata lainnya
-       Tempat koleksi specimen basah dan kering
-       Buku catatan lapangan dan pensil
-       Papan untuk alas menulis
-       Kertas yang telah disiapkan sketsa gambar burung, untuk membuat sketsa burung yang ditemukan
-       Lembar/panduan wawancara dengan masyarakat dan petugas.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
No
Nama Spesies
Nama Daerah
Frekuensi
Keterangan
1
Burung Cangkurileung
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Sekunder
Pengamatan Langsung
2
Burung Tikukur
Citapen
(Bahohor)
3
Hutan Sekunder
Pengamatan Suara
3
Burung Cipeuw
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Sekunder
Pengamatan Langsung
4
Katak
Citapen
(Bahohor)
Banyak
Sawah
Pengamatan Langsung
5
Tupai
Citapen
(Bahohor)
3
Hutan Produksi
Pengamatan Langsung dan Sarang
6
Lutung
Citapen
(Bahohor)
6
Hutan Primer                  
Pengamatan Langsung
7
Babi
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Primer
Pengamatan Jejak dan Sarang
8
Rusa
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Primer
Pengamatan Jejak
9
Harimau
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Primer
Pengamatan Jejak
10
Kelelawar
Citapen
(Bahohor)
1
Hutan Sekunder
Perangkap
11
Elang Jawa
Citapen
(Bahohor)
1
Pengamatan Langsung




B.                 Pembahasan
1.                  Burung Cangkurileung
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Pycnonotus aurigaster
Cucak Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga (Gr.: aurum emas, gaster perut).

Pemerian

Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.
Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) nampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga.
Iris mata berwarna merah, paruh dan kaki hitam.

Kebiasaan dan Penyebaran

Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Sering pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman rumah di perkotaan. Burung kutilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain.

No comments:

Post a Comment