Friday, October 21, 2011

Pendidikan dan Stratifikasi serta Pendidikan dan Mobilitas

PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI
SERTA PENDIDIKAN DAN MOBILITAS

PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI
Penggolongan Sosial
            Dalam tiap masyarakat orang menggolongkan masing-masing  dalam berbagai kategori, dari lapisan yang paling atas sampai yang paling bawah. Dengan demikian terjadilah stratifikasi social. Ada masyarakat yang mempunyai stratifikasi social yang sangat ketat. Seseorang lahir dalam golongan tertentu dan ia tak mungkin meningkatkan ke golongan yang lebih tinggi. Keanggotaannya dalam suatu kategori merupakan faktor utama yang menentukan tinggi pendidikan yang dapat ditempuhnya, jabatan yang dapat didudukinya, orang yang dapat dikawininya dan sebagainya. Golongan yang ketat serupa ini biasanya disebut kasta.
            Biasanya penggolongan social tidak seketat itu akan tetapi fleksibel dengan batas-batas yang agak kabur dan senantiasa dapat mengalami perubahan. Dalam masyarakat yang demikian anak seorang jenderal dapat bekerja sebagai penyanyi di night club dan kawin dengan putrid keturunan bangsawan zaman dulu.
Cara-cara Menentukan Golongan Sosial
            Konsep tentang golongan social bergantung pada cara seorang menentukan golongan social itu. Adanya golongan social timbul karena adanya perbedaan status di kalangan anggota masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi social dapat diikuti tiga metode yakni:
1.      Metode Obyektif
Stratifikasi ditentukan berdasarklan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan. Biasanya keterangan demikian terkumpul sewaktu diadakan sensus.
2.      Metode Subyektif
Dalam metode ini golongan social dirumuskan menururt pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu.
3.      Metode Reputasi
Metode ini dikembangkan oleh W.Lloyd warner cs. Dalam metode ini golongan social dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifilkasi masyarakat itu.
Golongan Sosial Sebagai Lingkungan Sosial
            Golongan social sangat menentukan lingkungan social seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. System golongan social menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, cultural dan social yang mencegah pergaulan dengan golongan-golongan lain. Manusia mempelajari kebudayaannya dari orang lain dalam golongan itu yang telah memiliki kebudayaan itu. Maka orang dalam golongan sosila tertentu akan menjadi orang yang sesuai dengan kebudayaan dalam golongan itu dan dengan sendiri mengalami kesulitan untuk memasuki lingkungan social lain. Golongan social membatasi dan menentukan lingkungan belajar anak.
Tingkat Pendidikan dan Tingkat Golongan social
            Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh oleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan social seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhya. Walaupun tingkat social seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya berdasarkan pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan kedudukan social yang tinggi. Ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan sendirinya menjamin kedudukan social yang tinggi.
            Korelasi antara pendidikan dan golongan social antara lain terjadi oleh sebab anak golongan rendah kebanyakan tidak melanjutkan pejajarannya sampai perguruan tinggi. Orang yang termasuk golongan social atas beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan tinggi.

PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL
Mobolitas Sosial
            Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat ke golongan social yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan satu ke golongan yang lebih tinggi. Dikatakanlah bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas social.
Mengenai mobilitas social terdapat dua pengertian. Yang pertama ialah bahwa suatu sector dalam masyarakat secara keseluruhan berubah kedudukannya terhadap sector lain. Misalnya buruh industri yang dahulu mempunyai kedudukan yang rendah mendapat posisi yang baik setelah mendapat gaji yang lebih tinggi, kekuasaan politik yang lebih besar, kehidupan yang lebih baik dan terjamin sehingga secara keseluruhan  mendapat status social yang lebih tinggi dan terhormat.
Pengertian yang kedua tentang mobilitas social ialah kemungkinan bagi individu untuk pindah dari lapisan satu ke lapisan social yang satu lagi. Dapat kita lihat contoh-contoh di sekitar kita perbedaan status social seseorang dibandingkan dengan orang tuanya.
Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan
            Banyak contoh-contoh yang dapat kita lihat disekitar kita tentang orang yang meningkat dalam status sosialnya berkat pendidikan yang diperolehnya. Pada zaman dahulu orang yang menyelesaikan pelajarannya pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat kedudukan social yang terhormat. Apa lagi kalau ia lulus MULO,AMS, atau perguruan tinggi maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian masuk golongan social menengah ke atas.
            Kini pendidikan SD bahkan SMA hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas social. Iklan mencari pesuruh kantor mengundang lamaran dari lulusan SMA. Apalagi bila kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMA, atau sebagian besar mendapat kesempatan menempuh pendidikan SMTA, maka ijazah SMA tidak ada artinya lagi dalam mencari kedudukan yang tinggi dan dengan demikian berpindah ke golongan social yang lebih tinggi. Kini pendidikan tinggi dianggap suatu syarat bagi mobilitas social. Bagi lulusan perguruan tinggi pun kini sudah bertambah sukar untuk memperoleh kedudukan yang empuk.
Tingkat Sekolah dan Mobilitas Sosial
            Diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak selalu benar bila pendidikan itu hampir terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMTA masih menjadi pertanyaan apakah mobilitas social dengan sendirinya akan meningkat. Mungkin sekali tidak akan terjadi perluasan mobilitas social. Seperti yang dikemukakan di atas, ijazah SMA tidak lagi memberikan mobilitas yang besar kepada seseorang.
Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial
            Pada umumnya di negara demokrasi orang sukar menerima adanya golongan-golongan social dama masyarakat. Menurut undang-undang semua warga negara sama, sama hak dan kewajiban sama perlakuan di hadapan undang-undang. Dalam kenyataan tak dapat disangkal adanya perbedaan social yang tampak dari sikap rakyat biasa terhadap pembesar, orang miskin terhadap orang kaya, pembantu terhadap majikan, pegawai rendah terhadap atasan. Perbedaan itu nyata dalam symbol-simbol status seperti mobil mewah, rumah mentereng, perabot luks dan lain-lain. Suka atau tak suka perbedaan social terdapat dimana-mana sepanjang masa, walaupun sering perbedaan tidak selalu mencolok.
            Pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya mencapai tingkat yang setinggi-tingginya. Akan tetapi sekolah sendiri tidak mampu meniadakan batas-batas tingkatan social itu, oleh sebab banyak daya-daya di luar sekolah yang memelihara atau mempertajamnya.

No comments:

Post a Comment