Tuesday, November 8, 2011

Makalah Media Pembelajaran Menggunakan Specimen

     BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Di Negara kita sebelum perang dunia II sangat terhormat karena hanya mereka yang terpilih dapat memasuki lembaga pendidikan guru. Hingga kini citra guru masih tinggi walaupun sering menurut yang dicita-citakan yang tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Peran guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru.Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa. Dari guru diharapkan agar ia manusia idealistis, namun guru tidak dapat tiada harus menggunakan pekerjaannya sebagi alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Walaupun demikian masyarakat tidak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata sebagai mata pencaharian belaka sejajar dengan pekerjaan tukang kayu, atau saudagar. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembanguan Negara dan masa depan bangsa.Karena dengan kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru.
Guru-guru yang menerima harapan agar mereka menjadi suri teladan bagi anak didiknya, untuk itu guru harus memiliki moral yang tinggi. Walaupun demikian ada kesan bahwa kedudukan guru makin merosot dibandingkan dengan beberapa puluh tahun lalu.Guru yang sukses merupakan guru yang berhasil dalam melakukan pembelajaran dengan peerta didiknya. Disamping dengan dukungan fasilitas yang ada. Dalam hal ini berupa media pembelajaran. Maka dengan ini kami mencoba memaparkan media- media pembelajaran yang salah satunya akan kita bahas.
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui pentingnya media pembelajaran bagi para guru.
2.      Mengetahui pentingnya media specimen dalam pembelajaran biologi
3.      Mengetahui cara – cara pembuatan, penggunaan dan penerapan media specimen dalam pembelajaran.
     BAB II
PEMBAHASAN
           
2.1  Pengertian Specimen
Spesimen merupakan sebagian dari jenis atau seagian dari kelompok benda yang sama untuk di jadikan contoh. Spesimen juga dikatakan sebagai benda sebenarnya. Jenis specimen bermacam macam, ada yang hidup sesuai kenyataan di alam. Ada juga yang sudah diawetkan atau yang biasa disebut herbarium.
Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di temukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan basah atau kering. untuk awetan kering, tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. Awetan basah, baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4%.
2.2  Macam-macam specimen
v  Berupa awetan kering,yaitu bahan yang dijadikan specimen ini yaitu berupa awetan yang sudah dikeringkan terlebih dahulu.
1.      Herbarium,yaitu tumbuhan hasil pengawetan yang sudah dikeringkan  terlebih dahulu.
2.      Taksidermi
Taksidermi adalah hewan hasil pengawetan, biasanya golongan vertebrata yang dapat dikuliti. Pada pembuatan taksidermi, hewan dikuliti, organ-organ dalam dibuang, untuk selanjutnya dibentuk kembali seperti bentuk aslinya.Hewan-hewan vertebrata yang sering dibuat taksidermi misalnya berbagai jenis mamalia, kadal atau reptil, dsb. Taksidermi seringkali dipergunakan sebagai bahan referensi untuk identifikasi hewan vertebrata, juga menunjukkan berbagai macam ras yang dimiliki suatu spesies. Selain itu, tentu saja taksidermi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran biologi.
3.      Insektarium, adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di alam,sampel yang digunakannya yaitu berupa serangga yang sudah di awetkan.
v  Berupa awetan basah,yaitu baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4%.

2.3  Langkah-langkah pembuatan Specimen
v  Berupa awetan kering
1.      Pembuatan Herbarium
Awetan kering tumbuhan disebut herbarium, alat dan bahan yang  digunakan yaitu:
-          karton/duplek
-          kertas Koran
-          sasak dari bambu/tripleks
-          sampel tanaman
-          alat tulis
      Cara pembuat herbarium yaitu sebagai berikut:
-          Jika memungkinkan, kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan beukuran besar cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan jika ada, bunganya.
-          Semprotlah dengan alcohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
-          Sediakan beberapa kertas Koran ukuran misalnya 32× 48 cm.
-          Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke atas dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut. Agar posisinya baik,dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke kertas membentuk ikatan.
-          Tutup lagi dengan Koran. Deikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa lembar.
-          Terakhir tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bambu, ikat dengan tali. Hasil ini disebut specimen.
-          Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
Awetan yang telah dibuat kemudian dimasukkan dalam daftar inventaris koleksi. Pencatatan dilakukan kedalam field book/collector book. sedangkan pada herbarium keterangan tentang tumbuhan dicantumkan dalam etiket. Dalam herbarium ada dua macam etiket, yaitu etiket gantung yang berisi tentang; nomer koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen dan daeran tingkat II tempat pengambilan (untuk bagian depan) dan nama ilmian spesimen (untuk bagian belakang).
Pada etiket tempel yang harus dicantumkan antara lain; kop( kepala surat) sebagai pengenal indentitas kolektor/lembaga yang menaungi, (No)nomer koleksi,(dd)tanggal ambil, familia, genus, spesies, Nom. Indig(nama lokal), (dd) tanggal menempel, (determinasi)nama orang yang mengidentifikasi spesimen itu, (insula) pulau tempat mengambil, (m. alt) ketinggian tempat pengambilan dari permukaan air laut, (loc) kabupaten tempat pengambilan, dan (annotatione) deskripsi spesimen tersebut.
2.      Pembuatan taksidermi
Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
 (1) bak bedah
 (2) alat-alat bedah seperti gunting dan pinset
 (3) alat-alat dan bahan pembius misal kloroform dan sungkup
 (4) kawat, benang, kapas, dan jarum jahit
 (5) zat pengawet seperti boraks atau tepung tawas, formalin;
(6) air.
Cara pembuatan taksidermi adalah sebagai berikut.
a)      Potong otot-otot paha dan pisahkan tulang paha dari persendian dan pangkal paha, keluarkan bagian ini.
b)      Potonglah otot-otot pada tumit, keluarkan jaringan lunak pada telapak kaki dengan jalan mengirisnya. Keluarkan semua bagian kaki lainnya yang masih tertinggal di dalam kulit.
c)      Ulangi langkah pertama dan kedua di atas untuk bagian tangan, dan ekor.
d)     Untuk bagian kepala, lepaskan kulit secara hati-hati, sertakan telinga, kelopak mata pada kulit. Jaga jangan sampai robek. Potonglah tulang rawan hidung dan biarkan melekat pada kulit.
e)      Potonglah bagian kepala dan leher, bersihkan bekas-bekas otak dengan cara menyemprotkan air.
f)       Balikkan kulit dan bersihkan dari sisa daging dan lemak.
g)      Basuh bagian permukaan dalam kulit tubuh dengan boraks, demikian pula untuk ekor, kaki, tangan dan tengkorak kepala.
h)      Sebagai pengganti mata, gunakan bola mata tiruan. Bentuk tubuh hewan kembali dengan menggunakan kapuk dan kawat, lalu jahit dengan rapi.
i)        Atur posisi hewan sebagaimana kebiasan hewan sewaktu masih hidup.
Pajang taksidermi pada tempat-tempat yang aman dan terhindar dari serangan serangga, bersih dan kering. Insektisida, atau kamper (naftalen) dapat ditambahkan untuk mencegah serangan jamur. Ada baiknya taksidermi disimpan dalam boks kaca.
Kerangka katak yang diawetkan dapat digunakan untuk media pembelajaran macam-macam bentuk tulang. Cara membuat awetan kering kerangka katak adalah sebagai berikut:
a)      Lepaskan semua kulit dan daging dari tulang secara hati-hati. Jangan sampai persendian terputus. Upayakan sebersih mungkin, sampai daging yang melekat pada rangka seminimal mungkin.
b)      Rendam rangka katak dalam bubur kapur. Bubur kapur dapat dibuat dengan melarutkan CaO ke dalam air, dengan menambahkan sedikit KOH.
c)      Bila tulang telah bersih, cucilah bubur kapur dari rangka.
d)     Keringkan rangka dan atur posisinya pada suatu landasan yang telah disediakan terlebih dahulu.
e)      Pernis rangka katak tersebut, sehingga tampak lebih menarik dan membuat tulang-tulang menjadi lebih awet.
f)       Beri label atau keterangan pada awetan yang sudah jadi tersebut.
3.      Pembuatan insektarium
      Insectarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau museum atau pameran tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan berbagai jenis serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat, kalajengking dan Belalang sembah alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini sangat membantu.
a)      Tangkaplah serangga dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap serangga yang berbahaya.
b)      Matikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah diberi kapas yang dibasahi kloroform.
c)      Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri. Kupu2 dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak patah.
d)     Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%. Sapulah  (dengan kuas) bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
e)      Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
f)       Pengeringan cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan jarum pentul pada plastik atau karet busa.
g)      Untuk belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu, sayapnya direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak indah. Begitu juga capung.
h)      Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau kayu). Di dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).
i)        Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.

v  Cara Pembuatan Awetan Basah
1.      Awetan pada tumbuhan
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media pembelajaran berupa awetan basah tumbuhan lumut.
a)      Bersihkan kotoran dan tanah dari tumbuhan lumut yang ingin diawetkan.
b)      Siapkan larutan fiksatif dengan komposisi: (1) asam asetat glasial sebanyak 5 ml; (2) formalin sebanyak 10 ml; (3) etil alkohol sebanyak 50 ml. Selanjutnya untuk mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula ditambahkan ke dalam larutan fiksatif tadi larutan tembaga sulfat dengan komposisi: (1) tembaga sulfat 0,2 gram; dan (2) aquades sebanyak 35 ml.
c)      Matikan lumut dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat tadi. Biasanya diperlukan 48 jam perendaman.
d)     Siapkan tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan alkohol 70% sebagai pengawetnya.
e)      Masukkan lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya sehingga mudah diamati.
f)       Buatkan label beupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.
g)      Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu, misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet yang baru secara hati-hati.
2.      Awetan pada hewan
Berikut ini langkah-langkah membuat awetan basah.
a)      Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
b)      Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
c)      Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
d)     Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
2.4  Manfaat media pembelajaran dengan specimen
1.      Memungkinkan pelajar melihat mahluk hidup yang benda dalam lingkngannya.
2.      Mengembangkan kemampuan untuk mengadakan pengawetan.
3.      Dapat meningkatkan dan memuaskan perasaan ingin tahu
4.      Mengkonkritkan konsep abstrak
5.      Memberi stimulus dan mendorong respons siswa
6.      Memperjelas dan melengkapi informasi
7.      Meningkatkan perhatian dan motivasi
8.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi
9.      Mencegah kebosanan
2.5 Keunggulan dan kelemahan media specimen
Keunggulan :
1.    Bisa digunakan berulang kali apabila alat peraganya sulit untuk di dapat.
2.    Dibuat sendiri tanpa ada kesulitan yang berarti.
Kelemahan:
1.    Tidak dapat menunjukan perilaku seperti benda aslinya karena benda
tersebut sudah mati dan diawetkan.
2.    Biaya pembuatannya agak mahal dan waktu yang dibutuhkan agak lama.
 

3 comments: